Refleksi Perkuliahan 4
11 Maret 2015
11 Maret 2015
Memaknai Hakikat Pendidikan Untuk Membangun Dunia
Ilmu hakikatnya adalah usaha untuk menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai kenyataan yang terjadi dalam kehidupan. Mengapa manusia
diwajibkan menuntut ilmu? Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap manusia,
tua-muda; dewasa-anak-anak semuanya diwajibkan untuk menuntut ilmu. Seperti
pepatah mengatakan “Celakalah bagi dia orang yang tidak berilmu”. Ini dapat
diambil kesimpulan bahwa orang-orang yang tidak menuntut ilmu tergolong orang
yang merugi. Manusia dibekali akal dan pikiran, pada hakikatnya untuk dimaksimalkan,
dengan cara apa? Dengan cara menuntut ilmu. Bahkan di dalam agama Islam
mengatakan bahwa “Alloh SWT menciptakan manusia dalam keadaan vakum dari ilmu,
lalu Alloh SWT memberinya perangkat ilmu agar mampu menggali ilmu dan
mempelajarinya.” Karena pada dasarnya keberadaan ilmu memang harus digali,
dipelajari, direfleksikan, kemudian diaplikasikan.
Orang yang berilmu apabila tidak mau belajar, tidak mau usaha maka
diibaratkan sebagai batu, sudah tidak tahu tetapi tetap diam saja, tidak ada
kesadaran untuknya merubah dirinya, tidak mau membekali dirinya dengan
pengetahuan. Apabila dirinya mengetahui bahwa kurang berilmu maka segeralah
untuk menyadarinya. Karena ilmu sesungguhnya bermanfaat untuk dirinya sendiri,
orang lain, maupun lingkungannya. Sebenar-benarnya ilmu maka orang tersebut
mampu untuk membedakan mana yang benar-salah (etika), mampu membedakan mana
yang baik-buruk (estetika). Dengan catatan semua itu harus dilaksanakan dengan
ikhlas hati, tidak ada unsur kepaksaan. Jika kita menuntut ilmu dengan ikhlas,
maka segala kesombongan yang ada dalam diri kita akan runtuh. Ibaratnya
bongkahan-bongkahan batu yang besar, akan pecah berubah menjadi kerikil,
menjadi pasir, kemudian akan mengalir menjadi air yang lama kemudian akan
berubah menjadi lautan dan bisa mencapai gunungnya ilmu. Begitu juga cara Prof.
Marsigit mengajar kami dalam memberikan materi perkuliahannya. Beliau mempunyai
cara jadi tidak hanya melulu materi diberikan pada saat perkuliahan tetapi
mahasiswa bisa melaksanakan pembelajaran secara mandiri di luar kegiatan
perkuliahan dengan cara membaca postingan baik itu terkait dengan pendidikan,
maupun hakikat kehidupan. Kemudian setelah membaca, mahasiswa memberikan
komentarnya melalui media blog. Dengan cara yang demikian maka mahasiswa telah
mulai untuk membangun ilmunya.
Struktur dunia itu terdiri atas ruang dan waktu. Pribadi-pribadi yang
sukses dalam menjalani kehidupannya berarti telah mampu untuk menembus ruang
dan waktu. Dengan demikian, maka akan mempunyai sifat sopan dan santun. Sopan
dan santun terhadap keberadaannya, maupun sopan dan santun terhadap ruang dan
waktunya sendiri. Sopan santun terhadap ruang dan waktu itulah metode yang
digunakan untuk menghadapi kehidupan yang ada. Jika sudah demikian maka
seseorang tersebut telah dapat berhermenitika terhadap kehidupannya. Telah berdamai
terhadap kehidupannya artinya selaras antara apa yang seharusnya dengan apa
yang telah dilakukannya.
Begitu juga dengan dunia pendidikan, setinggi-tingginya ilmu mampu
membedakan. Seorang guru pun dituntut mampu membedakan keberadaan kondisi
siswanya di kelas. misalkan terdapat 40 siswa. Pastinya antara siswa tidak
mungkin mempunyai karakter yang sama, pastilah berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Lantas bagaimana cara guru menghadapinya? Guru harus mampu mengenal,
mengerti, dan memahami semua keberadaan siswanya tersebut, baik itu mengenai
sifatnya, cara belajarnya, kebiasan yang dilakukan, sampai pada hal-hal yang
disukai maupun tidak disukai siswa. Apabila guru mampu bersikap demikian, maka
guru tersebut telah bersikap adil, mampu menembus ruang dan waktunya siswa. Tidak
sampai hanya disitu, saat proses pembelajarannya pun seorang guru dalam
mentransfer pengetahuannya harus disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa. Mengajarkan
matematika kepada usia SD bukanlah menitikberatkan pada matematika murni tetapi
lakukanlah matematika itu sebagai kegiatan atau aktivitas. Guru yang bertindak
demikian maka guru telah memfasilitasi belajar siswa dengan berbagai metode
pembelajaran inovatif disesuaikan dengan tingkat berpikir dan kemampuan
siswanya. Ini sebenar-benarnya hakikat konsep dari learning trajectory, yaitu tentang cara bagaimana memahami siswa
berpikir dan belajar yang kemudian akan berdampak pada Teaching Trajectory,
yaitu tentang bagaimana cara guru membelajarkan siswa dalam proses belajar
mengajar. jika itu berhasil dilakukan dengan baik, maka telah dikembangkan
proses berpikir HOT (High Order
Thinking).
Sebagai tambahan, menurut saya dalam memvariasikan metode hendaknya guru
memahami terlebih dahulu karakteristik, sintaks, kelebihan serta kekurangannya.
Misalkan, perhatikan antara kooperatif dan kolaoratif. Bila diperhatikan dan
andai saya disuruh memilih maka akan lebih mengambangkan metode kolaboratif. Perlu
diingat bahwa antara metode kooperatif dan kolaboratif hakikatnya berbeda. Metode
kooperatif pelaksanaan dan akibatnya pada proses pendidikan belajar siswa
adalah adanya suatu kompetisi antara kelompok satu dengan lainnya, antara
kelompok satu dengan lainnya. ini sudah tertanam pada diri siswa bahwa segala
sesuatu itu berhak untuk dikompetisikan, harus bersaing. Memang perlu, tetapi
kita perlu teliti di sini. Nantinya akan muncul suatu pribadi atau kelompok
yang iri hati, cemburu atas keberhasilan lawannya. Memang tidak semuanya
demikian, ada beberapa siswa yang mungkin akan termotivasi tapi ini bukan yang
mendominasi, anak kecil masih belum mampu membedakan yang demikian. Bandingkan dengan
pembelajaran kolaboratif. Kolaboratif lebih menitikberatkan pada sistem berkelompok.
Dalam berkelompok maka akan memunculkan rasa kebersamaan, kekompakkan, dan rasa
saling mengahargai.
- Konsep Membangun Dunia
Manusia pada dasarnya di dunia ingin
mencari kehidupan yang lebih baik. Untuk mencapai itu, maka perlu diarahkan
pada proses yang mengarah pada kebaikan itu sendiri. Pembentukan manusia itu
melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan tentang dirinya dengan
cara silaturahmi kehidupan antar sesama dan melalui agama (hubungan manusia
dengan Tuhan).
Konsep kehidupan tidak terlepas dari filsafat, yaitu
filsafat ilmu. Filsafat ilmu memberikan patokan kehidupan ke arah yang lebih
bijaksana dan kritis. Filsafat akan menjadikan manusia untuk berpikir dan
berefleksi secara mendalam untuk menemukan makna kehidupan dunia itu sendiri.
Oleh karena itu dalam mengarungi kehidupan maka manusia haruslah senantiasa
berusaha, berdoa, dan berikhtiar untuk dapat mencapai apa yang diinginkannya.
Ketika mempelajari filsafat maka
mempelajari tentang semua yang ada. Semua yang ada bersifat tetap dan berubah,
baik itu yang berada di atas maupun bawah akan saling berhermenitika untuk
membangun hidup, terdapat proses saling menerjemahkan dan diterjemahkan. Contohnya:
antara pikiran dan tindakan akan saling berinteraksi.
Penggunaan metode belajar yang digunakan guru sesuai dengan
kodratnya, haruslah mampu untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan siswa, orang
tua, serta lingkungannya. Itu yang dinamakan konsep membangun hidup dengan
berhermenitika agar siswa mampu menembus ruang dan waktunya.
Dalam membangun hidup selain
adanya interaksi antara hati dan pikiran maka diperlukan juga dasar agamanya
atau spiritualisme. Namun ketika sesuatunya harus berdasarkan agama ini sangat
ditentang keras oleh Auguste Comte sorang penganut paham positivisme. Ketika kita
melihat terhadap kondisi bangsa Indonesia maka sesungguhnya Indonesia sekarang
ini sedang berada antara kehidupan pos modern dimana agama berada pada tingkatan
terbawah. Seseorang yang percaya agama dianggap tidak sesuai dengan kehidupan
kapitalisme sehingga melahirkan kemunafikan, anomaly, kontradiksi, serta tidak
konsisten. Kontradiksi ini yang menjadikan ciri kehidupan di dunia yang
sifatnya plural. Jika tidak ada kontrasiksi maka tidak akan hidup. jika semua
manusia di muka bumi ini sama karakternya, maka manusia menjadi tidak mampu
membedakan. Dunia akan mengalami kehancuran jika manusia sudah mengalami
komplikasi, yaitu di dalam diri manusia sendiri mengalami kontradiksi dalam
kontradiksi.
Gambar: Skema Membangun Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar